LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH IV

Perkuat Riset Kampus, LLDIKTI IV ‘Kloning’ Penerima Hibah Penelitian

Seminar Korpri Lldikti 4

Di tengah Peringatan Hari Ulang Tahun ke-53 Korpri Tahun 2024, LLDIKTI Wilayah IV menargetkan peningkatan jumlah kampus penerima dana hibah penelitian. Hal tersebut disampaikan Ketua Korpri Lingkungan LLDIKTI Wilayah IV, M. Samsuri, Jumat 29 November 2024 di Aula Gedung Diklat LLDIKTI IV Jatinangor.

“Untuk tahun depan kita bisa tingkatkan jumlah penerima dana hibah penelitian. Maka dari itu, kami menghadirkan para narasumber penerima dana hibah untuk menjadi inspirasi dan referensi bapak ibu semua,” ujar Samsuri.

Terlebih, ia menambahkan, prinsip pelayanan yang dianut LLDIKTI IV adalah menjadi katalisator, bukan inhibitor yakni mempercepat bukan mempersulit. Ia menjelaskan, salah satu langkah lain untuk mempercepat perkembangan perguruan tinggi swasta adalah dengan menempatkan dosen PNS DPK. 

“Melihat keberadaan PNS bagi PTS sebagian besar sangat membantu PTS, maka kemarin saat pertemuan dengan Pak Menteri, seiring dengan perubahan Permen 44, kami usulkan kembali agar PTS diberikan kesempatan mendapatkan dosen PNS DPK. Tapi betul-betul dilakukan seleksi yang baik,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam pemaparannya dosen PNS Universitas Pasundan penerima dana hibah, Prof. R. Poppy Yaniawati mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengajukan dan lolos hibah penelitian DRTPM BIMA.

“Ada beberapa tipe penelitian yang bisa dicoba, yakni Penelitian Fundamental (PF), Penelitian Terapan (PT), Penelitian Tesis Magister (PTM), dan Penelitian Disertasi Doktor (PDD). Masing-masing tipe ini memiliki persyaratan, luaran, jangka waktu, dan besaran dana yang telah ditetapkan,” ucap Poppy.

Selain itu, ia mengungkapkan, hal krusial yang juga harus diperhatikan adalah isian substansi proposal, seperti jumlah kata di setiap judul, ringkasan, kata kunci, dan pendahuluan harus sesuai dengan persyaratan.

“Misalnya, pada judul usulan penelitian maksimal 20 kata. Kalau lebih satu kata saja, itu bisa langsung di-reject. Atau Kata Kunci diisi 5 kata yang dipisahkan dengan tanda titik koma. Kalau salah, itu juga bisa ditolak,” terangnya.

Hal lain disampaikan salah satu narasumber penerima dana hibah penelitian, Dosen Itenas, Prof. Tarsisius Kristyadi. Pada tahun 2024, Tarsisius dan timnya memperoleh dana hibah Rispro LPDP sebesar Rp3 miliar.

“Saya memulai hibah penelitian itu tahun 2009, dan mendapatkan dana hibah. Lalu, mengajukan lagi di tahun 2013 dan kembali memperoleh dana hibah. Hingga berturut-turut sampai 2021 dan sekarang di 2024 mendapatkan dana hibah sebesar Rp3 miliar,” kata Tarsisius.

Ia memberikan tip agar para pengaju bisa lolos dalam setiap tahap. Salah satunya, para peneliti harus punya penelitian awal/dasar yang bisa ditonjolkan. Walaupun penelitian tersebut tidak berkorelasi langsung dengan topik, tapi bisa digali poin uniknya.

“Misalnya seperti penelitian kami di tahun 2019 itu mengangkat topik tentang Pengembangan mobil listrik sergap senyap untuk menunjang pertahanan nasional. Banyak penelitian tentang mobil listrik, tapi belum banyak yang terpikir tentang korelasinya dengan pertahanan nasional,” paparnya.

Kemudian, ia melanjutkan, pelajari peta persaingan. Dalam penelitian terdapat peta persaingan yang perlu dipelajari agar bisa berbeda dengan pengaju lainnya.

“Selain itu, para pengaju juga perlu memperhatikan kriteria penilaian. Jangan sampai kita mengajukan hibah, tapi kita tidak punya rekam jejak. Sekecil apapun harus kita sampaikan. Meski belum pernah menerima hibah, tapi kita pernah melakukan penelitian, maka itu harus disampaikan,” imbuhnya.

Melalui seminar ini diharapkan mampu menularkan semangat para dosen untuk meningkatkan inovasi penelitian di kampus masing-masing.

Share:

More Posts