LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH IV

Ratusan Akademisi Siap Tuntaskan Sampah dari Hulu

Deklarasi Penanganan Sampah

Persoalan sampah tak akan selesai hanya dengan mengandalkan satu pihak. Oleh karena itu, LLDIKTI Wilayah IV beserta pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung siap mengambil peran untuk membenahi persoalan sampah dari hulu.

Hal tersebut disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah IV, M. Samsuri dalam acara University Leaders Forum di Telkom University (Tel-U), Senin 21 Oktober 2024.

“Perguruan Tinggi di Jabar mulai dilihat potensinya oleh pemerintah daerah. Salah satunya yang paling krusial kemarin dengan program PTMGRMD. Sekarang kita lebih spesifik yaitu Perguruan Tinggi Gerak Bersama Kota Bandung Bersih Sampah,” ungkap Samsuri.

Menurutnya, mahasiswa bisa terlibat dalam pengolahan sampah di tingkat RT, RW, hingga kelurahan melalui program MBKM Mandiri dengan dengan mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah.

“Jika memungkinkan per kelurahan itu ada unit pengelolaan sampah, misalnya sampah organik itu kan bisa dibikin pupuk. Kita akan memainkan peran di sana bersama masyarakat,” ujarnya.

Sebab, menurutnya setiap perguruan tinggi punya kewajiban melakukan pengabdian kepada masyarakat.

“Perguruan tinggi punya source mahasiswa dan dosen pendamping lapangan. Jika sudah rutin, setahun kemudian kultur masyarakat Kota Bandung sudah terbentuk untuk mengolah sampah,” ucapnya.

Terlebih di beberapa perguruan tinggi sudah memiliki alat insinerator untuk menghancurkan sampah residu yang sudah tidak bisa diolah.

“Sampah yang sudah tidak bisa diolah kita bawa ke TPA untuk dimusnahkan dengan insinerator. Tel-U, Itenas, dan Unpar sudah memiliki alat tersebut,” lanjut Samsuri.

Ia mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk membumikan perguruan tinggi. Sebab hal tersebut merupakan bagian dari zona integritas yang sesungguhnya, bukan hanya slogan.

“Kita mulai mapping perguruan tinggi apa akan bertanggung jawab di kelurahan mana saja. Mahasiswa yang terjun bisa dikonversikan SKS-nya,” imbuhnya.

Sementara itu, Rektor Tel-U, Adiwijaya mengaku jika pihaknya merasa terpanggil untuk ikut menuntaskan permasalahan sampah di Kota Bandung.

“Dengan kapasitas mahasiswa 36.000 yang ada di kampus ini beserta seluruh pegawai, kami tidak mengeluarkan sampah ke luar. Artinya kami mengolah sendiri, mulai dari memilah sampah organik dan anorganik itu kami pisahkan dan buat satu ekosistem sehingga nanti sampah organik dijadikan makanan ternak yang kami punya di sini,” jelas Adi.

Ia menambahkan, hasil  sampah anorganik yang diolah dan didaur ulang bisa memberikan dampak ekonomi juga untuk teman-teman yang mengolah sampah. Bahkan, beberapa wilayah pun sudah menggunakan insinerator buatan mahasiswa Tel-U.

“Kami juga punya insinerator yang sudah diimplementasikan di Kabupaten Bandung (Tarumajaya) dan Kota Bandung (Caringin). Program ini muaranya untuk kebersamaan bagi masyarakat sendiri,” katanya.

Merespon hal tersebut, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengungkapkan, setiap hari sebanyak 1.300 ton sampah dihasilkan masyarakat Kota Bandung. Itu pun sudah ditekan 100 ton per hari ke Sarimukti.

“Sampah kita sudah kembali darurat. Sekda Jabar menyampaikan, harus ada penekanan pengiriman sampah ke TPA. Sebelumnya, Kota Bandung itu bisa sampai 170 ritase sampah per hari. Sekarang kami targetkan harus jadi 130 ritase per hari,” papar Bey.

Ia mengungkapkan, sebanyak 70 persen sampah yang ada di Kota Bandung merupakan sampah organik yang sebenarnya bisa diolah lagi. Oleh karena itu, ia berharap dengan adanya kerja sama antara perguruan tinggi di Kota Bandung melalui LLDIKTI Wilayah IV, mahasiswa dapat membantu edukasi masyarakat untuk mengolah sampah dari rumah.

Terlebih TPSA Legok Nangka baru aktif dioperasikan tahun 2028 mendatang. Jika sampah tidak bisa dikelola dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi ledakan sampah seperti kejadian lampau di Leuwigajah.

“Saya berharap program ini bisa terus berjalan. Seperti di Jepang, di ruang terbuka sekarang sudah tidak ada lagi tempat sampah. Prinsip mereka, sampah yang dibuang adalah tanggung jawab diri sendiri,” tuturnya.

Kegiatan ini pun dideklarasikan dengan Komitmen Bersama dalam Penanganan Sampah di Kota Bandung antara perguruan tinggi, LLDIKTI Wilayah IV, Pj Gubernur Jawa Barat, dan Pj Wali Kota Bandung.

Share:

More Posts